BAB I
PRODUK
Marketing Mix ( bauran pemasaran) adalah seperangkat alat yang
digunakan perusahaanuntuk terus menerus
mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Menurut Kotler
dan Amstrong ( 2001 : 71 ), Bauran
pemasaran adalah sebagai seperangkat alat pemasaran
taktis dan terkontrol yang di padukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Sedangkan menurut Kotler ( 2000 : 82 ) , Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya
dalam pasar sasaran. Dari definisi – definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa elemen – elemen bauran pemasaran tersebut
merupakan alat yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk
memenuhi target pasar. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha membentuk dan mengkombinasikan dalam proporsi yang tepat agar dapat mencapai
tujuan yang diinginkan .
1.1. KERAGAMAN PRODUK
Produk menurut kotler dan Amstrong
adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen. Pembelian sangat erat
kaitannya pada kelangsungan penjualan suatu perusahaan. Seringkali
konsumen dalam proses belanjanya, keputusan yang diambil untuk membeli
suatu barang adalah yang sebelumnya tidak terpikirkan. Keragaman produk
merupakan kumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli (Kotler, 2007:15).
Hubungan antara keragaman produk dan perilaku konsumen
dalam melakukan keputusan tercantum dalam belanja barang.
Keragaman produk merupakan kumpulan seluruh
produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli (Kotler, 2007:15). Hubungan antara keragaman
produk dan perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
sangat erat kaitannya pada kelangsungan penjualan suatu
perusahaan. Menurut Asep (2005: 9) kondisi yang tercipta dari ketersediaan barang dalam jumlah dan jenis yang
sangat variatif sehingga menimbulkan banyaknya pilihan dalam
proses belanja konsumen. Seringkali konsumen dalam proses belanjanya, keputusan
yang diambil untuk membeli suatu barang adalah yang sebelumnya
tidak tercantum dalam belanja barang (out of purchase list ).
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1997), merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk
diperhatikan,dimiliki,dipakai atau dikomsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Produk adalah suatu
yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba termasuk bungkus,
warna, harga prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer
yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau
kebutuhan.Sedangkan pengertian keragaman produk menurut James F. Engels adalah kelengkapan produk yang menyangkut kedalaman,
luas dan kualitas produk yang ditawarkan juga ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa keragaman produk adalah
macam-macam produk dalam artian kelengkapan produk mulai dari merk, ukuran, dan
kualitas serta ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko.
Keanekaragaman Produk menurut Maharani
Vinci (2009:84) adalah suatu proses perencanaan dan pengendalian ragam produk
dalam satu kelompok. Salah satu unsur kunci dalam persaingan
diantara bisnis eceran adalah ragam produk yang disediakan oleh
pengecer. Oleh karena itu, pengecer harus membuat keputusan yang tepat mengenai keragaman produk yang dijual, karena dengan adanya
macam-macam produk dalam arti produk yang lengkap
mulai dari merk, ukuran, kualitas dan ketersediaan produk setiap saat seperti yang telah diuraikan diatas.
Dengan hal tersebut maka akan memudahkan konsumen dalam memilih dan membeli berbagai macam produk sesuai dengan keinginan
mereka. Keragaman terdiri dari dua
yaitu:
1. Wide/
labar, yaitu banyaknya variasi produk yang dijual.
a.
Lebar: banyak ragam kategorp produk
b.
Sempity: sedikit ragam produk.
2. Deep/
dalam, yaitu banyaknya item pilihan dalam masing-masing kategori produk.
a.
Dalam : banyak pilihan (warna,ukuran, bahan
dan lain-lain) dalam setiasp kategori
b.
Dangkal: sedikit pilihan dalam setiap
kategori produk.
1.2.Kualitas produk
Kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2001). Sehingga konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka
terima / peroleh dengan pelayanan yang kualitas
pelayanan fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen
dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari
produsen adalah kualitas produk dan jasa yang tertinggi.Kualitas produk
membantu membangun strategi yang sukses akan deferensiasi,biaya rendah,dan
respon cepat.Tentu saja kualitas produk adalah factor penunjang keberhasilan
bagi perusahaan-perusahaan. Peningkatan
kualitas produk membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangi
biaya,yang keduanya akan meningkatkan keuntungan.Karena kualitas produk
mengakibatkan terjadinya banyak hal baik lainnya,Maka kualitas merupakan awal
yang baik.
Kualitas
produk merupakan fokus utama dalam perusahaan,kualitas merupakan salah satu
kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberi
kepuasan kepada konsumen yang melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas
produk dari pesaing.
Menurut
American Society for Quality Control kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat
suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Menurut
Kotler, Kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan
hasil kinerja yang sesuai atau melebihi
dari apa yang diinginkan pelanggan. Menurut Crosby(1979) kualitas produk adalah
yang sesuai dengan yang diisyaratkan atau distandarkan
Sedangkan
menurut Deming (1982), Kualitas produk adalah kesesuaian produk dengan
kebutuhan pasar atau konsumen. Menurut Boetsh dan Denis yang dikutip oleh Fandy
Tjiptono : Kualitas merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk,jasa,manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Pendapat diatas dapat dimaksudkan bahwa
seberapa besar kualitas yang diberikan yang berhubungan dengan produk barang
beserta faktor pendukungnya memenuhi harapan penggunanya. Dapat diartikan bahwa
semakin memenuhi harapan konsumen, produk tersebut semakin berkualitas.
Relevan dengan
pendapat diatas, Clark: mendefinisikan
kualitas sebagai ” how consistenly the product or service delivered meets or
exceeds the customer’s (internal or eksternal) expectation and needs” (seberapa
konsisten produk atau jasa yang dihasilkan dapat memenuhi pengharapan dan
kebutuhan internal dan eksternal pelanggan). Sementara Stevenson mendefinisikan kualitas sebagai ” the ability of a
product or service to consistently meet or exceed customer expectations” (kemampuan
dari suatu produk atau jasa untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan). Dengan kata lain, meskipun menurut
produsennya, barang yang dihasilkannya sudah melalui prosedur kerja yang cukup
baik, namun jika tetap belum mampu memenuhi standar yang dipersyaratkan oleh
konsumen, maka kualitas barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen tersebut
tetap dinilai sebagai suatu yang memiliki kualitas yang rendah. Disamping harus
mampu memenuhi standar yang dipersyaratkan oleh konsumen, baik buruknya
kualitas barang yang dihasilkan juga dapat dilihat dari konsistensi
keterpenuhan harapan dan kebutuhan masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa
kualitas tersebut hendaknya dinilai secara periodik dan berkesinambungan
sehingga terlihat konsistensi keterpenuhan standar diatas.
Dari
beberapa
definisi adalah yang berbasis pengguna.Mereka
mengajukan bahwa kualitas produk”bergantung pada pemirsa”.Orang pemasaran
menyukai pendekatan ini,dan juga pelanggan. Menurut Garvin yang
dikutip oleh Gaspersz, untuk menentukan kualitas produk, dapat dimasukkan ke
dalam 8 (delapan) dimensi, yaitu :
1. Performance; berkaitan
dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakterisitik utama yang
dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2. Feature; karakteristik
sekunder atau pelengkap yang berguna untuk menambah fungsi dasar yang berkaitan
dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
3. Reliability;
berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil
menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan
dalam kondisi tertentu pula.
4. Conformance;
berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan
sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Kesesuaian merefleksikan derajat
ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas
standar yang telah ditetapkan.
5. Durability ;
berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat digunakan.
6. Service Ability ;
karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan , kompetensi kemudahan dan
akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
7. Aesthetic ;
karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang
berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
8. Fit and Finish ;
karakteristik yang bersifat subyektif yang berkaitan dengan perasaan pelanggan
mengenai keberadaan produk sebagai produk yang berkualitas.
Dimensi Kualitas Produk
Menurut
Mullins (at.all), 2005, apabila
perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar,
perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen
untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing.
Dimensi
kualitas produk tersebut terdiri dari:
1. Performance
(kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
2. Durability
(daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan
bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi
pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk
3.Conformance to
specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik
operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen
atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4.Features
(fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi
produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5.Reliabilty
(reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan
atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya
kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6.Aesthetics
(estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari
tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7.Perceived
quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan
bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.
Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan,
reputasi, dan
Negara asal.
Negara asal.
0 komentar:
Posting Komentar